Film Profil UIN Suka Jogjakarta yang Menginspirasi dan Memotifasi

Film Profil UIN Suka Jogjakarta yang Menginspirasi dan Memotifasi

0 Komentar:

Tokoh dan Teori Sosial (Sekolah Ansos)


SEKOLAH ANALISIS SOSIAL

TOKOH-TOKOH TEORI SOSIAL KLASIK DAN PEMIKIRANNYA


NO
TOKOH
KEYWORD
KETERANGAN
1
Socrates
Ilmu Pengetahuan
Socrates mengatakan bahwa definisi atau makna harus terlebih dahulu

dipahami sebelum mencapai sebuah ilmu pengetahuan. Beliau juga mengatakan bahwa ilmu pengetahuan dan kecerdasan adalah dasar dari suatu keberhasilan. Karena kebajikan dapat dicapai melalui kecerdasan manusia.
2
Plato
Conceptualism
Plato  menekankan  bahwa  suatu  kebenaran  harus  diperoleh  dengan

menguji atau membuktikan konsep-konsep terlebih dahulu. Selain itu, Plato mengatakan bahwa suatu idea atau konsep itu tidak hanya bisa dicapai hanya melalui satu pengalaman saja. Plato juga terkenal dengan filsafatnya yaitu idealisme, menurutnya kebajikan tidak mungkin ada tanpa memiliki pengetahuan, pengetahuan itu tidak terbatas pada pengamatan saja, karena menurutnya pengetahuan itu lahir dari alam dan bukan benda.


Komunisme
Masyarakat yang ideal adalah masyarakat yang terbagi atas 3 lapisan

sosial, yaitu:

1. Mereka yang mengabdikan hidupnya bagi pemenuhan nafsu dan perasaan  dengan  tujuan  menghidupi  atau  memelihara  masyarakat. Yang termasuk dalam kelas ini adalah kelas pekerja di sektor pertanian dan industri (manual work).
2.    Mereka    yang    mengabdikan    hidupnya    untuk    memperoleh






penghormatan dan perbedaan sebagai manifestasi dari spirit or the will

yanbertugas  melindungi  masyarakat  (baik  dari  luar  maupun  dari dalam masyarakat itu sendiri. Mereka ini adalah kelas militer atau a citizen soldier class.
3. Mereka  yang mempersembahkan  hidupnya untuk memelihara akal atau  kecerdasan  bertugas  untuk  memerintah  dan  memimpin masyarakat. mereka ini disebut kelas penguasa (magistrates atau guardiaclass). Oranyang masuk dalam kelas ini adalah mereka yang berasal dari kelas militer yang telah diangkat karena memiliki kemampuan dan kecerdasan otak
Meskipun masyarakat terbagi dalam 3 kelas tersebut, pelapisan sosial masyarakatnya bersifat terbuka.


5 Tahap Perkembangan

Masyarakat
1.Taha kehidupa masyaraka yang   terisolir   didala masyarakat

pemburu dan yang hidup di padang-padang rumput.

2.Masyarakat yang patriarchal dimana keluarga-keluarga tersusun kedalam ikatan-ikatan klan dan suku-suku, tetapi masyarakat itu masih hidup di padang-padang sebagai pemburu dan pengembala.
3.Masyarakat pertanian yang sudah mulai mendiami desa-desa pertanian.

4.Masyarakat yang hidup di kota-kota perdagangan.

5.Masyarakat yang hidup di kota yang mapan seperti Sparta atau Athena. Gambara mengena tahapa perkembanga masyaraka tersebut



dilukiskan berdasarkan situasi negara Yunani saat itu yang terdiri dari

kota-kota.
3
Aristoles
Organisasi Sosial
Aristoteles membagi ilmu tentang keluarga menjadi 4 bagian, yaitu:

1. Hubungan antara tuan dengan budaknya.

Aristoteles  mengatakan  bahwa  ada  sejumlah  orang  yang  secara kodrati dilahirkan sebagai budak. Hubungan keduanya merupakan manifestasi dari hukum subordinasi. Hubungan antara tuan dan budaknya bersifat alamiah jika kedua belah pihak tersebut bisa saling menguntungkan. Akan tetapi jika sebaliknya, hubungan tersebut dikatakan legal maka hal tersebut merupakan pemaksaan.
2. Hubungan antara suami dengan istri

Secara kodrati, dalam keluarga laki-laki memiliki kekuasaan tertinggi oleh karena itu perempuan harus tunduk. Akan tetapi secara moral, laki-laki dan perempuan adalah setara atau sederajat. Dalam hubungan antara suami dengan istri, diibaratkan antara penguasa dan yang dikuasai dalam sebuah pemerintahan konstitusional.
3. Hubungan antara orang tua dengan anaknya

Hubungan antara orang tua dan anaknya diibaratkan antara penguasa dan yang dikuasai dalam sebuah pemerintahan monarkhi.
4. Ilmu atau seni mendapatkan uang

Dalam hal ini, Aristoteles dapat dikatakan masih memiliki pemikiran









yan kuno   atau   primitif.   Dia   tida senan denga kegiatan

perdagangan dan industri. Menurutnya, pertanian adalah satu-satunya sumber   untuk   memperole kemakmura da kekayaan.   Uang tergantung pada hasil bumi yang dimiliki oleh alam dan binatang. Aristoteles juga menggambarkan keadaan perekonomian yang buruk dimana sistem membungakan uang atau interest taking hanya menyengsarakan manusia. Aristoteles mengakui hal milik pribadi atau individu yang tentu saja masih berada dibawah pengawasan negara dan menolak komunisme yang dicetuskan oleh Plato.
4
Thomas Hobbes
Egoistik dan bellum omnium

contra omnes”
Arti dari istilah bellum omnium contra omnes” tersebut adalah perang

antara semua melawan semua. Manusia adalah serigala bagi manusia yang lain. Dia mengatakan bahwa ada 3 sifat dasar manusia yaitu:
1. Ingin menguasai.

2. Ingin memiliki.

3. Ingin dipuji.
5
Auguste Comte
Ilmu Alam (Social Static And

Social Dynamic)
1. Social Static

- The Doctrin of Individual

- The Doctrin of Family or Group

- The Doctrin of Society

- The Doctrin of State



2. Social Dynamic

- The Law of The Three Stage

Ø  Fetheism (Theological, Metaphysical, and Scientic)

Ø  Polytheism

Ø  Monotheism

- The Law of The Hierarchie of The Science

- The Law of The Practical Activities

- The Law of Corelation of The Feeling
6
Emile Durkheim
Fakta Sosial
1. Fakta Sosial Material

Sesuatu  yang  dapat  disimak,  ditangkap,  diobservasi.  Fakta  sosial yang berbentuk material ini adalah bagian dari dunia nyata (external world), contohnya arsitektur dan norma hukum.
2. Fakta Sosial Nonmaterial

Fenomena yang bersifat inter subjektif yang hanya dapat muncul dari dalam kesadaran manusia, contohnya egoisme, altruisme dan opini.
Teori Bunuh Diri (suicide)
1. Bunuh Diri Egoistik (Egoistic Suicide)

Seseorang tidak dapat menolak peran yang diharapkan.

2. Bunuh Diri Altruistik (Altruistic Suicide)

- Seseorang merasa dirinya beban masyarakat.

- Kepentingan masyarakat lebih penting dari pada kepentingannya.










3. Bunuh Diri anomik (Anomic Suicide)

Tidak ada aturan yang mengatur pola sikapnya.

4. Bunuh Diri Fatalistik (Fatalistic Suicide) Karena merasa putus asa.

Teori Solidaritas (The Division

of Labour in Society)
1. Solidaritas Mekanis

Tidak terspesialisasi dan ada pada masyarakat tradisional

2. Solidaritas Organis

Terspesialisasi dan ada pada masyarakat modern
Teori Tentang Agama (The

Elementary Forms of Religious

Life)
Agama merupakan perwujudan dari collective consciousness. Ada 2 hal

pokok dalam agama yaitu kepercayaan dan ritus, kepercayaan adalah bentuk fikiran dan ritus adalah bentuk lanjut yang berupa tindakan.
7
Karl Marx
Teori Dialektika
Ada  pertentangan  antara  2  kelas,  yaitu  kelas  yang  memiliki  dan

menguasai alat produksi dan kelas yang tidak memiliki dan menguasai alat produksi. Hal tersebut akan terus menerus terjadi sampai terbentuk masyarakat utopia (masyarakat sosialis atau komunis).
Dinamika Perubahan Sosial
Perubahan revolusioner, mulai dari:

1. Tradisional/property

Berburu

2. Feodal

Tanah sudah disewakan






3. Kapitalis

Majikan menguasai alat-alat produksi dan buruh dipihak lain

4. Sosialis

Hak milik dikuasai oleh negara

5. Komunis

Masyarakat tanpa kelas
Teori Kelas
3 kelas menurut Marx:

- Kelas Pemilik Tanah

- Kelas Pemilik Modal

- Kelas Pekerja
Teori Alienasi
4 unsur alienasi:

- pekerja teralienasi dari aktivitas produksi mereka

- pekerja teralienasi dari tujuan aktivitas tersebut atau produk

- pekerja teralienasi dari sesama pekerja

- pekerja teralienasi dari potensi kemanusiaan mereka sendiri
8
Max Webber
Tindakan Sosial
4 Tindakan Sosial:

- Rasional Instrumental (Zweck Rational)

Tindakan berdasarkan rasionalitas manusia dlmmenghadapi lingkungan

- Rasional Berorientasi Nilai (Wert Rational) Menyandarkan diri pada suatu nilai-nilai absolut tertentu



- Afektif

Tindakan atas dasar dorongan emosional

- Tradisional

Tindakan yang didasari oleh tradisi masa lampau
Teori Kekuasaan dan Wewenang
- Wewenang Tradisional

Berdasarkan tradisi zaman

- Wewenang Kharismatik

Mutu luar biasa yang tidak dimiliki orang lain

- Wewenang Rasional Legal

Melalui  aturan  yang  diundangkan  secara  resmi  dan  diatur  secara impersonal
Etika Protestan dan Semangat

Kapitalisme
Menurut Webber, jika seseorang ingin menjadi seorang kapitaslis, harus

terlebih dahulu memiliki etika protestan. Menurutnya, karakteristik dari spirit kapitalisme itu sendiri adalah:
1. Adanya usaha-usaha ekonomi yang doirganisir dan dikelola secara rasional diatas landasan prinsip-prinsip ilmu pengetahuan dan berkembangnya kepemilikan/kekayaan pribadi.
2. Berkembangnya produksi untuk pasar.

3. Produksi untuk massa dan melalui massa.

4. Produksi untuk uang.

5.  Adanya  Anthusiasme,  etos,  dan  efisiensi  yang  maksimal  yang









menuntut pengabdian manusia kepada panggilan kerja.
9
George Simmel
4 Asumsi
4 asumsi menurut Simmel:

1. Social Relationship terjadi dalam konteks sistemik, hanya dapat dipahami bentuknya sebagai sesuatu keterkaitan organis dari asosiatif dan  disosiatif  proses.  Assosiatif  itu  sendiri  adalah  hubungan  yang saling mendekatkan satu sama lain,
2. Proses sedemikian itu, keduanya direfleksikan melalui dorongan instinktif aktor (manusia) dan menjadi dasar yang mengatur atau menentukan beraneka ragam bentuk hubungan sosial.
3. Oleh karena itu, proses konflik adalah sesuatu yang tidak terelakan di dalam sistem sosial, meskipun tidak semua proses konflik itu tidak dibutuhkan dalam setiap konflik. Namun proses itu mendorong terjadinya perubahan sosial.
4. pada kenyataannya, konflik merupakan suatu proses penting untuk terjadinya perubahan secara keseluruhan ataupun perubahan di dalam beberapa bagian saja.
7 Proposisi Intensitas Konflik
1. Proporsi Pertama

Besarnya  derajat  keterlibatan  emosional  suatu  kelompok  suatu  kelompok terhadap konflik maka makin intens konflik terjadi.
2. Proporsi Kedua

Makin besar derajat in-groupness dari kelompok yang terlibat konflik maka







makin intens konflik terjadi.

3. Proposisi Ketiga

Makin besar derajat penghormatan solidaritas dari suatu kelompok didalam konflik, maka makin intens konflik terjadi.
4. Proposisi Keempat

Makin besar derajat harmoni suatu kelompok yang terlibat dalam konflik, makin intens konflik terjadi.
5. Proposisi Kelima

Makin terisolasi dan tersegregasi kelompok-kelompok yang terlibat konflik yang diikuti dengan meluasnya struktur sosial, maka makin intens konflik terjadi.
6. Proposisi Keenam

Makin konflik dianggap sebagai tujuan, makin intens konflik terjadi.

7. Proposisi ketujuh

Makin konflik dipersepsi oleh yang terlibat untuk mencapai tujuan dan kepentingan transenden atau suci, makin intens konflik terjadi.


Filsafat     Uang     atau     The

Philosophy of Money
Menurut Georg Simmel, Uang itu secara historis tidak hanya berfungsi

untuk mengukur benda, tetapi uang juga untuk mengukur manusia. uang juga berpartisipasi dalam kebebasan individual, namun tujuannya ada pada dirinya sendiri.
Kebudayaan                Individual
1. Kebudayaan Individual (Subjektif)







(Subjektif)    dan     Kebudayaan

Objektif
Kemampua san aktor   untuk   menghasilkan,   menyerap,   dan

mengendalikan unsur-unsur kebudayaan objektif.

2. Kebudayaan Objektif

Kebudayaa objektif   mengac kepada   hal-ha yan dihasilkan manusia (seni, ilmu, filsafat, dan seterusnya).
Geometri Sosial
2  koefisien  geometrik  yang  yang  dijadikan  fokus  perhatian  Simmel,

yaitu:

1. Jumlah

Simmel menaruh perhatian pada dampak jumlah orang pada kualitas interaksi dapat dilihat didalam diskusinya mengenai perbedaan antara suatu diade (kelompok yang terdiri dari 2 orang) dan suatu triade (kelompok yang terdiri dari 3 orang). Menurutnya yang paling penting dari perbedaan jumlah tersebut adalah bahwa ukuran dan diferensiasi yang semakin bertambah cenderung melonggarkan ikatan-ikatan antar individu   yang   menghasilka banya hubunga yang   jauh   lebih berjarak, tidak berpribadi, dan terpecah-pecah. Kelompok yang besar akan membebaskan individu sekaligus mengancam individualitas.
2. Jarak

Nilai sesuatu ditentukan oleh jaraknya dari sang aktor. Ia tidak akan bernilai  jika  terlalu  dekat  dan  terlalu  mudah  untuk  diperoleh  atau terlalu jauh dan terlalu sulit untuk diperoleh. Objek-objek yang paling






besar nilainya adalah yang dapat dicapai tetapi hanya dengan usaha

yang besar.
10
Ferdinand Tonnies
Tipe Masyarakat
Ferdinand Tonnies membagi masyarakat menjadi 2 tipe, yaitu:

1. Gemeinscaft

Masyarakat dengan tipe gemeinscaft mendasarkan hubungannya atas dasar ikatan perasaan. Tipe hubungan seperti ini terjadi dan dapat dilihat pada masyarakat pedesaan. Gemeinscaft dibagi menjadi 3 yaitu:
-     Gemeinscaft by blood

-     Gemeinscaft of place

-     Gemeinscaft of mind

Di dalam masyarakat gemeinscaft, terdapat ciri-ciri diantaranya adalah,

-     kehendak bersama (common will) lebih dominan dibandingkan dengan kehendak individu (individual will).
-     Keanggotaannya tidak saling menonjolkan diri.

-     Hubungan sosialnya berdasarkan kaidah-kaidah yang disebut dengan adat istiadat dan mores.
-     Solidaritasnya bersifat alami

-     Kepemilikan bersama diakui di dalam masyarakat ini.

2. Gesellschaft

Masyarakat dengan tipe gesellschaft mendasarkan hubungannya pada kehendak-kehendak yang sifatnya lebih rasional. Ciri masyarakat gesellschaft adalah,






-     Yang lebih menonjol adalah kepentingan individu dan bukan

kepentingan kelompok.

-     Kepentingan individu sangat dominan.

-     Kepentingan-kepentingan individu tersebut tentu saja memiliki tujuan- tujuan yang yang sifatnya pribadi.
-     Terdapat sanksi-sanksi yang sifatnya eksternal jika para anggotanya melakukan suatu penyimpangan.
-     Pendapat umum atau public opinion lebih terlihat dalam masyarakat ini

-     Sudah tidak terlihat lagi adat istiadat.

-     Solidaritasnya bersifat sementara karena berdasarkan kepentingan- kepentingan tertentu.
-     Kepemilikan bersama disini tidak berlaku dan yang diakui adalah kepemilikan secara individu.


Hakekat Kehendak Manusia
Tonnies membagi kedalam dua jenis kehendak masyarakat, yaitu:

1. Zweckwille

Zweckwille adalah kemauan rasional yang hendak mencapai mencapai suatu tujuan, contohnya terlihat pada diri seorang pedagang, ilmuwan dan pejabat-pejabat.
2. Tribwille

Tribwille adalah kemauan batin yang didorong oleh perasaan, contohnya seperti yang ada pada diri seorang petani, seniman, rakyat, wanita, dan kaum pemuda.





11
Vilvredo Pareto
Fakta Sosial
Fakta sosial dapat dibagi menjadi tindakan yang logis dan non logis.

Penjelasan dari tindakan logis dan non logis adalah sebagai berikut:

1. Tindakan logis

Tindakan logis adalah suatu tindakan yang ada hubungannya dengan logika dan mempunyai tujuan yang nyata. Pareto mengatakan, contoh dari suatu tindakan logis adalah ekonomi.
2. Tindakan non Logis

Tindakan non logis adalah tindakan yang tidak ditentukan oleh tujuan yannyata  tetapi  hanya  sekedar  dorongan  dari  hati  yang  masuk kedalam penjelasan yang lebih lanjut.
Stabilizing Forces
Masyarakat adalah suatu Dynamic Equilibirium‟ yang beralih dari satu

keseimbangan ke keseimbangayang lain, hal ini disebabkan karena adanya Stabilizing Forces. Unsur-unsur stabilizing forces adalah sebagai berikut:
1. Kondisi Geografis (tanah, flora, dan fauna).

2. Unsur-unsur pengaruh baik dari masyarakat luar maupun tradisi lama masyarakat itu sendiri (feodalisme).
3.  Unsur-unsur  mekanisme  didalam  diri  manusia  (perasaan,  naluri, residu, derivasi, kepentingan, faktor-faktor rasial, dan etnis).
4. Heterogenitas kelompok sosial

Individu  dan  masyarakat  itu  berbeda  atau  memiliki  heterogenitas








karena mereka mempunyai residu.

5. Mobilitas Sosial dan Sirkulasi Elite

Dalam pergantian pemimpin seolah-olah ada pergantian, tapi tidak begitu adanya. Sebenarnya yang terjadi hanya perputaran dari elite satu ke elite yang lain. Pertukaran elite tersebut memiliki 2 unsur yaitu:
Ø  The Lion

Ø  The foxes


Unsur-unsur     Mekanis     yang

Menegakkan Sistem Sosial
1. Residu (endapan)

Ada 6 residu (sifat-sifat dasar manusia yang mengendap sebagai dasar berperilaku), yaitu:
-     Menggabungkan

Manusia cenderung menggabungkan hal-hal yang berlainan.

-     Mempertahankan/melestarikan kombinasi yang sudah ada

Residu ini menjelaskan mengapa adat itu sulit untuk berubah.

-     Kecenderungan untuk mengungkapkan emosi sacara lahiriah.

-     Sosialitas

Kecenderungan  untuk bersatu dengan orang lain, dengan kata lain individu selalu ingin berkumpul membentuk kelompok.
-     Kecenderungan  untuk  mempertahankan  diri  sebagai  individu yang utuh, masing-masing individu memiliki identitas, dan selalu menjaga identitas masing-masing.







-     Kecenderungan    untuk    mengarahkan    dan    mengungkapkan

seksualitas. Contohnya, pelacuran sakral.

2. Derivasi

Derivate merupakan penjelasan-penjelasan atau rasionalisasi residu.



3. Interest Ekonomi

Pareto mengatakan bahwa perilaku dalam hal ekonomi merupakan perilaku yang logis selain ilmu pengetahuan. Karena perilaku ekonomi adalah tindakan rasional yang tujuannya mencari keutungan.
4.
12
Herbert Spencer
Teori Evolusi Masyarakat
Spencer  memperkenalkan  teori  evolusi  universalnya.  Ia  memandang

evolusi sosial sebagai serangkaian tingkatan yang harus dilalui oleh semua masyarakat yang bergerak dari tingkat yang sederhana ke tingkat yang lebih rumit dan dari tingkat homogen ke tingkat heterogen.
Sistem Social
1. Masyarakat adalah organisme atau mereka adalah superorganis yang

hidup berpencar-pencar.

2. Antara masyarakat dan badan-badan yang ada di sekitarnya ada suatu keseimbangan  tenaga,  suatu  kekuatan  yang  seimbanantara masyarakat  yang  satu  dan  masyarakat  yang  lain,  antara  kelompok sosial satu dengan kelompok sosial yang lain.
3.   Keseimbanga antara   masyaraka denga masyarakat,   antara






masyarakat  dan  lingkungan  mereka,  berjuang  satu  sama  lain  demi

eksistensi mereka di antara warga masyarakatnya. Akhirnya konflik menjadi suatu kegiatan masyarakat yang sudah lazim.
4. Di dalam perjuangan ini kemudian timbulah rasa takut di dalam hidup bersama serta rasa takut untuk mati. Rasa takut mati adalah pangkal kontrol terhadap agama.
5. Kebiasaan konflik kemudian diorganisir dan dipimpin oleh kontrol politik dari agama menjadi militerisme. Militerisme pada umumnya membentuk sifat dan tingkah laku serta membentuk organisasi sosial dalam peperangan.
6. Militerisme menggabungkan kelompok-kelompok sosial yang kecil menjadi kelompok sosial yang lebih besar dan kelompok-kelompok tersebut memerlukan integrasi sosial. Proses semacam ini memperluas medan integrasi sosial yang biasanya terdapat pemupukan rasa perdamaian antar sesamanya serta rasa kegotongroyongan.
7. Kebiasaan  berdamai dan rasa kegotongroyongan membentuk sifat, tingkah laku serta organisasi sosial yang suka pada hidup tenteram dan penuh dengan rasa setia kawan.
8. Dalam tipe masyarakat yang penuh dengan perdamaian, kekuatannya akan berkurang namun rasa spontanitas serta inisiatif semakin bertambah.  Organisasi  sosial  menjadi  semacam  bungkus,  sedang




anggota masyarakat dapat dengan leluasa pindah dari satu tempat ke

tempat yang lain. Mereka mengubah hubungan sosial mereka tanpa merusak kohesi sosial yang telah ada. Kesemuanya ini merupakan elemen di mana rasa simpati dan seluruh pengetahuan yang ada di dalam kelompok sosial merupakan kekuatan tersendiri bagi masyarakat primitif.
9.     Perubahan     dari     semangat     militerisme    menjadi     semangat industrialisme. Semangat kerja keras tergantung pada luasnya tenaga antara kelompok masyarakat yang ada serta kelompok masyarakat tetangganya, antara ras dalam suatu masyarakat yang ada serta masyarakat yang lain, antara masyarakat pada umumnya serta lingkungan fisis yang ada. Akhirnya semangat kerja keras yang disertai dengan penuh rasa perdamaian tak dapat dicapai sampai keseimbangan bangsa-bangsa serta ras-ras yang ada tercapai lebih dahulu.
10.  Di  dalam  masyarakat,  seperti  pada  kelompok  masyarakat  lain tertentu, luasnya perbedaan serta jumlah kompleksitas segenap proses evolusi tergantung pada nilai proses integrasi. Semakin lambat nilai integrasinya, semakin lengkap dan memuaskan jalan evolusi itu.
13
Pitirim Sorokin
Mentalitas Budaya
Tipe-tipe mentalitas budaya:

1. Kebudayaan Ideasional

Dasar pemikirannya (premis) ini adalah kenyataan bahwa akhir itu




bersifat nonmateriil, transdenden, dan tidak dapat ditangkap dengan

indera. Kebudayaan ideasional  ini terbagi lagi menjadi:

-     Kebudayaan Ideasional Asketik

Mentalitas  ini  memperlihatkan  suatu  ikatan  tanggunjawab untuk mengrangi sebanyak mungkin kebutuhan materiil manusia supaya mudah diserap ke dalam dunia transenden.
-     Kebudayaan Ideasional Aktif

Selain untuk mengurangi kebutuhan inderawi, tipe ini berusaha mengubah dunia materil supaya selaras dengan dunia transenden.
2. Kebudayaan Inderawi (Sensate Culture)

Dasar  pemikirannya  adalah  bahwa  dunia  materil  yang  kita  alami dengan indera kita merupakan satu-satunya kenyataan yang ada. Eksistensi kenyataan adi-inderawi atau yang transenden disangkal. Mentalitas ini dibagi menjadi:
-     Kebudayaan Inderawi Aktif

Kebudayaan ini mendorong usaha aktif dan giat untuk memenuhi kebutuhan materil. Mentalitas ini mendasari pertumbuhan teknologi dan kemajuan-kemajuan ilmiah serta kedokteran.
-     Kebudayaan Inderawi Pasif

Kebudayaan ini meliputi hasrat atau keinginan untuk mengalami kesenangan  inerawi  yang  setinggi-tingginya.  Sebagai  contoh,









adanya prinsip bekerjalan seakan kita akan hidup 1000 tahun

lagi”.

-     Kebudayaan Inderawi Sinis

Mentalitas ini menunjukkan usaha yang bersifat hipokrit atau munafik untuk membenarkan pencapaian tujuan meterialistis atau inderawi dengan menunjukkan sistem nilai transenden yang pada dasarnya tidak diterimanya.
3. Kebudayaan Campuran

Kebudayaa ini   mengandun penegasa terhada dasa berfikir mentalitas ideasional dan inderawi. Terbagi kedalam dua tipe, yaitu:
-     Kebudayaan Idealistis

Kebudayaa ini   terdiri   dari   suatu   campura organis   dari mentalitas ideasional dan inderawi, oleh karenanya keduanya saling berhubungan satu sama lain.
-     Kebudayaan Ideasional Tiruan

Tipe ini didominasi oleh pendekatan inderawi, akan tetapi antara unsur-unsur ideasional dan inderawi saling berlawanan satu sama lain meskipun keduanya berdampingan.
14
Thorstein Veblen
The Theory of Leisure Class
Beliau adalah pemikir ekonomi sekaligus sosiolog. Dalam teorinya ia

menggabungkan antara sosiologi dan ekonomi dan kemudian muncullah

teori  The  Theory  of  Leisure  Class.  Dalam  teori  ini,  menganalisis






evolusi dengan mengaitkannya dengan bisnis dan trust. Proses industri

baru terdorong integrasi dan memberikan kesempatan yang menguntungkan bagi mereka yang berhasil. Hasilnya adalah berupa konflik antara pengusaha dan insinyur, dengan pengusaha yang mewakili urutan yang lebih tua dan insinyur sebagai inovator dari cara-cara baru dalam  melakukan  sesuatu.  Dalam  kombinasi  dengan  kecenderungan yang dijelaskan dalam teori ini, konflik ini menghasilkan limbah dan memangsa yang kemmudian berfungsi untuk meningkatkan status sosial mereka yang dapat keuntungan dari klaim predator terhadap barang dan jasa.
15
D. Droghicesco
Interaksi Sosial
Menurut  pemikiran  dari  D.  Droghicesco,  interaksi  soail  yang  lebih

intensif, lebih kompleks dan lebih panjang atau lebih lama dari manusia akan memberikan kemungkinan yang lebih besar untuk timbul dan berkembangnya pikiran dan pengetahuan. Persepsi tersbut bisa juga diartikan sebagai berikut, interaksi sosial harus diperhitungkan didalam menerangkan pertumbuhan pemikiran kejiwaan manusia.
16
E.D. Roberty
Bio-Social Hypothesis
Teiori   ini   bermaksud   untuk   menerangka mengap pikira da

pengetahuan merupakan gejala-gejala superorganis yang paling tinggi. Terdapat dua faktor yang mendasari munculnya teori ini, yaitu:
- Sumber yang bersifat biologis

- Sumber yang bersifat Sosial.




Faktor Interaksi sosial
Ada 4 faktor interaksi sosial yang menerangkan pentingnya atau sebab

dari interaksi sosial sebagai faktor yang mengembangkan pikiran dan pengetahuan manusia, yaitu:
1. Berbeda dengan gejala-gejala psikis biasa, pikiran dan pengetahuan tidak mungkin timbul tanpa adanya bahasa, dan bahasa tidak mungkin ada tanpa adanya interaksi.
2. Berbeda dengan gejala-gejala psikis biasa, pikiran dan pengetahuan menusia tidak hanya ada berkat pengalaman-pengalaman pribadi saja, tetapi  jugpengalaman-pengalaman  kolektidimana  satu  sama  lain saling melengkapi dan mengkoreksi.
3. Tanpa interaksi sosial yang permanen diantara b anyak generasi, maka akumulasi pikiran dan pertumbuhan gejala-gejala superorganis, perkembangan peradaban manusia bahkan perkembangan mental tidak akan terjadi.
4. Satu dari kondisi yang paling penting dari proses kejiwaan manusia yang sadar adalah stimulti atau rangsangan yang bervariasi dan berubah- ubah (changing and different stimuli).
17
William F. Ogburn
Teori Perubahan Sosial
erubaha sosia adala perubaha yan mencakup   unsur-unsur

kebudayaan baik material maupun immaterial yang menekankan adanya pengaruh besar dari unsur-unsur kebudayaan material terhadap unsur- unsur immaterial.
16
Jurgen Habermas
Komunikasi
Rasional
Jurgen Habermas (1929- ) menggabungkan
kesadaran baru dengan Mazhab Frankfurt. Habermas membicarakan komunikasi rasional dan kemungkinan keberadaannya dalam masyarakat kapitalis. Dalam karyanya The Theory of Communicative Action (1981), Habermas mengemukakan analisis kompleks tentang masyarakat kapitali da cara-cara   yang   mungkin untuk melawan melalui emansipasi komunikatif dan moral.
17
Antonio Gramsci
Hegemoni
Antonio  Gramsci  (1891-1937),  seorang
sosiolog Italia adalah seorang pemikir kunci dalam pendefinisian ulang perdebatan mengenai kelas dan kekuasaan. Konsepnya tentang Hegemoni menjadi diskusi tentang kompleksitas masyarakat modern. Gramsci menyatakan bahwa kaum Borjuis berkuasa bukan karena paksaan, melainkan juga dengan persetujuan, membentuk aliansi politik dengan kelompok-kelompok lain dan bekerja secara ideologis untuk mendominasi masyarakat. Dengan kata lain, masyarakat berada dalam keadaan tegang terus- menerus.

Ide mengenai hegemoni (memenangkan kekuasaan berdasarkan persetujuan masyarakat) sangat menarik karena pada kenyataannya individu selalu bereaksi terhadap dan mendefinisi ulang masyarakat dan kebudayaan tempat mereka berada. Ide-ide Gramsci selanjutnya banyak berpengaruh pada studi kebudayaan dan budaya populer.
18
Charles Horton Cooley
Cermin Diri
Charle Horton   Coole (1846-1929)
memandang bahwa hidup manusia secara sosial ditentukan oleh bahasa, interaksi dan pendidikan. Secara biologis manusia tiada beda, tapi secara sosial tentu sangat berbeda. Perkembangan historislah yang menyebabkan  demikian.  Dalam analisisnya mengenai perkembangan individu,   Cooley   mengemukaka teori yang dikenal  dengan  Looking  Glass-Self atau Teori Cermin Diri. Menurutnya di dalam individu terdapat tiga unsur: 1) bayangan mengenai bagaimana orang lain melihat   kita 2)   bayanga mengenai pendapat orang lain mengenai diri kita; dan 3) rasa diri yang bersifat positif maupun negatif.
19
George Herbert Mead
Pembentukan
Diri
George Herbert Mead (1863-1931), salah
satu tokoh sentra interaksionisme simbolik menggambarkan pembentukan diri” atau tahap sosialisasi dalam ilustrasi pertumbuhan anak, dimana terdapat tiga tahap pertumbuhan anak, yakni 1) tahap bermain (play stage); 2) tahap permainan (game stage); dan 3) tahap mengambil peran orang lain (taking role the other).

Manusia tidak bereaksi terhadap dunia sekitar secara langsung, mereka bereaksi terhadap makna yang mereka hubungkan dengan benda-benda dan kejadian-kejadian sekitar mereka, lampu lalu lintas, antrian pada loket karcis, peluit seorang polisi dan isyarat tangan. W.I. Thomas (1863-1947), mengungkapkan tentang definisi suatu situasi, yang mengutarakan bahwa kita hanya dapat bertindak tepat bila kita telah menetapkan sifat situasinya. Bila seorang laki-laki mendekat dan mengulurkan tangan kanannya, kita mengartikannya sebagai salam persahabatan, bila mendekat dengan tangan mengepal situasinya akan berlainan. Kegagalan merumuskan situasi perilaku secara benar dan bereaksi dengan tepat, dapat menimbulkan akibat-akibat yang kurang menyenangkan.
20
Ibnu Khaldun
Teori Siklis
Ibnu   Khaldun   meyakini bahwa   pada
dasarnya negera-negara berdiri bergantung pada generasi pertama (pendiri negara) yang memiliki tekad dan kekuatan untuk mendirikan negara. Lalu, disusul oleh generasi ke dua yang menikmati kestabilan dan kemakmuran yang ditinggalkan generasi pertama. Kemudian, akan datang generasi ke tiga yang tumbuh menuju ketenangan, kesenangan, dan terbujuk oleh materi sehingga sedikit demi sedikit bangunan-bangunan spiritual melemah dan negara itu pun hancur, baik akibat kelemahan internal maupun karena serangan musuh-musuh yang kuat dari luar yang selalu mengawasi kelemahannya.